logo-ock-2
SEJARAH HITAM KPK

“Tanpa di-BAP kami langsung disiksa hanya dengan memakai celana dalam, kemaluan distrum, dibawa ke pantai, lalu oleh Novel Baswedan kami ditembak.

Karena sisksaan, mata saya mengeluarkan darah dan hampir buta. Peluru lama bersarang di kaki, baru beberapa lama kemudian berhasil dikeluarkan oleh dokter” – Pengakuan Irwansyah, korban kebengisan tersangka burung walet di depan RDPU Februari 2004, (halaman 16-17)

“Korban salah tangkap saudara Dedi Nuryadi. “Demi Allah, Saya benar benar korban salah tangkap. Kepada yang berbaju Preman, saya mengatakan bahwa saya tidak tahu apa apa. Tetapi saya juga tetap distrum,dipukulin, dibawa ke pantai, lalu ditembak” – Pengakuan Dedi Nuryadi di depan para Anggota DPR RI yang menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umurm, Februari 2004, (Halaman 17)

“Sepi, diselimuti duka mendalam, keluarga Aan, korban penembakan Novel Baswedan, menapak melangkahkan kaki menuju peristirahatan terakhir.

Negara atau media tidak peduli akan kepergian si Aan, rakyat jelata, tergolong si miskin. Beda dengan perhatian Negara atas mata Nouel, korban penyiraman air keras. Ratusan juta rupiah bahkan miliaran yang dikeluarkan Negara demi pengobatan. Mata Novel Baswedan di Singapura, termasuk biaya bolak balik. Media pun ribut. Keterangan Pers Novel Baswedan beredar ke seantero Negara. Novel Baswedan dinobatkan sebagai satu satunya Ikon Pemberantas Koruptor. Masyarakat terbius, lupa bahwa Novel Baswedan hanyalah seorang “tersangka abadi” Pembunuh yang bengis -Prof. Dr. Otto Cornelis Kaligis, S.H., M.H.

“Empat korban penembakan Novel Baswedan, menderita cacat permanen. Sampai detik ini, keluarga korban yang ditembak mati Novel Baswedan minta keadilan kepada Presiden.”-Berita Realita Rakyat, 8 Juni 2021.

“Saya Bersumpah. KPK isinya Busuk. Tidak ada yang berani ngomong, takut dikembang-kembangkan dan dihubung-hubungkan. Ini hukum besi sejarah, begitu ada lembaga yang tidak bisa dikontrol, di dalamnya busuk. Di manapun ada kekuasaan yang menumpuk, di situ ada kebusukan”-Fahri Hamzah

Kemarin, tanggal 16 Juni 2021, Sukamiskin ditunjuk oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang dimotori oleh Prof. DODI, sebagai proyek untukmenyebarluaskan ideologi Pancasila. Salah satu pembicara adalah Ex Gubernur Barnabas Suebu. Ketika Komisioner KPK yang perkaranya sudah P21, tidak maju ke Pengadilan. Ini tanda dimulainya keruntuhan NKRI, akibatnya kita akan mengalami keruntuhan sebagaimana Uni Soviet. Uni Soviet runtuh terpecah-belah karena tidak adanya keadilan -Barnabas Suebu.

Do you have any case to solve?